ASAL USUL GEKHAL MASING-MASING KELOMPOK SUKU LAMPUNG

Artikel ini secara singkat akan menjelaskan asal usul awalnya nama2/Gekhal kelompok suku Lampung yang berjumlah 14 macam kelompok…….


  1. Pubian Telu Suku
Awal disebut PUBIAN, disebabkan Nenek Moyang suku Pubian mula-mula masuk melewati piggiran Way Pengubuan dan hulu Way Pubian. Telu Suku, maksudnya bahwa kelompok suku Lampung Pubian terdiri atas 3 suku yaitu Tambapupus, Menyakhakat, dan Bukuk Jadi.

  1. Abung Sewo Mego
Awal disebut ABUNG, disebabkan Nenek Moyang suku Abung masuk melewati pinggiran Way Rarem dan hulu Way Abung. Sewo Mego, maksudnya kelompok suku Lampung Abung terdiri dari 9 marga atau memiliki 9 marga.

  1. Tulangbawang Mego Pak
Awal disebut TULANGBAWANG, disebabkan Nenek Moyang suku Tulangbawang Mego Pak masuk melewati pinggiran Way Tulangbawang. Mego Pak, maksudnya kelompok suku Lampung Abung terdiri dari 4 marga atau memiliki 4 marga.

  1. Waykanan
Awal disebut WAYKANAN, disebabkan Nenek Moyang suku Waykanan masuk melewati pinggiran Way Kanan. Terkadang kelompok suku Lampung Waykanan ini disebut juga BUAI LIMA, sebab kelompok suku Lampung Waykanan terdiri dari 5 kebuaian.

  1. Sungkai
Awal disebut SUNGKAI, disebabkan Nenek Moyang suku Sungkai masuk melewati pinggiran Way Sungkai. Terkadang kelompok suku Lampung Sungkai ini disebut juga Lampung Bunga Mayang, sebab kelompok suku Lampung Sungkai ada di marga Bunga Mayang atau satu-satunya marga milik mereka adalah marga Bunga Mayang.

  1. Belalau/Krui
Awal disebut BELALAU/KRUI, disebabkan Nenek Moyang suku Belalau/Krui tetap bertunggu di daerah Belalau dan Krui tidak berpindah2 seperti halnya suku2 Lampung lainnya.

  1. Peminggikh Semangka
Awal disebut PEMINGGIKH SEMANGKA, disebabkan Nenek Moyang suku Peminggikh Semangka masuk melewati pinggiran pantai. Ciri dari kelompok suku Lampung Peminggikh, ataralain bertempat tinggal di pinggiran pantai dan sering berlayar ke lautan, kelompok inilah yang dikenal sebagai pelautnya suku Lampung. Semangka, kata2 itu timbul disebabkan suku Lampung Peminggikh Semangka berada di sekitar Teluk Semangka.

  1. Peminggikh Pemanggilan
Awal disebut PEMINGGIKH PEMANGGILAN, disebabkan Nenek Moyang suku Peminggikh Pemanggilan ini berasal dari Kekhatuan Pemanggilan di Sekala Bekhak. Hal ini hanyalah sekedar untuk memudahkan perbedaan antara Peminggikh Semangka, Peminggikh Pemanggilan dan Pemanggilan Teluk, karena sesungguhnya ke-3 kelompok suku ini satu keturunan dan adat mereka awalnya berpusat di Paksi Semaka. Tetapi karena ada perselisihan atara mereka, akhirnya adat antara ke-3nya berbeda.

  1. Peminggikh Teluk
Awal disebut PEMINGGIKH TELUK, disebabkan Nenek Moyang suku Peminggikh Teluk masuk melalui sekitaran Telukbetung sampai ke Pedada. Adat Peminggikh Teluk sama dengan adat Peminggikh Pemanggilan, andaikata ada perbedaan itu hanya sedikit seperti halnya masalah upacara adat serta dialek/cara berbahasa.

  1. Melinting
Awal disebut MELINTING, disebabkan Nenek Moyang suku Melinting adalah keturunan Khatu Pugung, setelah wilayah kekuasaan Kekhatuan Pugung di Labuhan Mekhinggai dibagi menjadi dua wilayah oleh Kekhatuan Darah Putih di Kukhipan Kalianda, maka wilayah Labuhan Mekhinggai yang dikuasai oleh Kekhatuan Pugung disebut Kekhatuan Melinting dan selanjutnya dijadikan nama kelompok/marga yaitu Makhga Melinting.

  1. Meninting
Awal disebut MENINTING, disebabkan Nenek Moyang suku Meninting ini masih satu keturunan atau satu keluarga dengan kelompok suku Lampung Melinting. Wilayah Kekhatuan Pugung di Labuhan Mekhinggai yang terbagi dua oleh Khatu Darah Putih, yang masuk wilayah Khatu Darah Putih disebut Meninting.

  1. Komring/Kayu Agung
Awal disebut KOMRING/KAYU AGUNG, disebabkan Nenek Moyang suku Komring/Kayu Agung masuk melalui pinggiran Way Komring sampai Kayu Agung.

  1. Ranau/Muara Dua
Awal disebut Ranau/Muara Dua, disebabkan Nenek Moyang suku Ranau/Muara Dua masuk di sekeliling Danau Ranau sampai ke Muara Dua. Antara Komering, Kayu Agung, Ranau, dan Muara Dua, kelompok Lampung ini awalnya menggunakan Bahasa Lampung Komring hanya berbeda logatnya saja dan masalah adat mereka tidak jauh berbeda. Jadi jelas bahwa Lampung Komring/Kayu Agung dan Lampung Ranau/Muara Dua adalah mutlak orang Lampung. Bahasa sehari2nya adalah bahasa Lampung, adat istiadat tidak berbeda jauh dengan suku2 Lampung yang lainnya. Sama-sama menggunakan Adok (nama panggilan adat seseorang) untuk perempuan maupun laki-laki.  Hanya pada saat Lampung memisahkan diri menjadi Provinsi baru, daerah mereka masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatra Selatan tidak masuk dalam wilayah Provinsi Lampung.

  1. Cikoneng/Banten
Awal disebut Cikoneng, disebabkan Nenek Moyang suku Cikoneng berasal dari Lampung dan kemudian menetap dan berkelompok di daerah Cikoneng. Cikoneng terletak di Kecamatan Anyar bagian Selatan-Banten. Bahasa dan adat Lampung Cikoneng sudah bercampur baur antara Lampung, Banten, dan Sunda.


Sumber: BUKU HANDAK II “Mengenal Adat Lampung Pubian” 
disusun oleh Sayuti Ibrahim Kiay Paksi


9 komentar:

  1. wah bagus sekali ya ternyata kamu sangat bengga dengan kebudayaan indonesia khususnya kebudayaan lampung salam blogwalking..........

    BalasHapus
  2. Klo bukan kita sendiri yang bangga, jadi harus siapa lagi??? thank's sobat Mirna... salam kenal?? :)

    BalasHapus
  3. Untuk Peminggir Pemanggilan (cukuhbalak, waylima dan talang padang) dan Teluk, adatnya sama dan byk pengaruh banten dan paksi tungkok pedang (semenguk, bulan, nuwat dan aji)...

    Sedangkan Peminggir Semaka adatnya sedikit berbeda dan byk pengaruh paksi pak..

    Sedangkan paksi tungkok pedang lebih dahulu ada dan di mulai di krui.. dan paksi pak datang setelah datangnya islam di belalau..

    BalasHapus
  4. trimakasih atas komentar tambahanya puakhi... salam kemuakhian,,,

    BalasHapus
  5. Mari promosikan budaya lampung melalui kami
    harfatour travel.com
    jalan -jalan bersama kami.

    BalasHapus
  6. Bangga masih ada yang peduli akan budaya lampung..
    Jangan lupakan sejarah.. :-)

    salam muaghian..

    BalasHapus
  7. tolong buat pemerintah lampung sudah darurat kepunahan bahasa bukan sekeda berlebihan ini memang benar terjadi pak, buat bpk gubernur dan seluruh instasi pemerintah ayolah pak saya selaku orang lampung sedih , mumpung belum terlambat pak kumpulkan pemimpin adat dari masing masing pekon (desa) rundingkan bagaimana menyelamatkan adat lampung , karna orang lampung terpisah2 pak pekonnya karna di apit orang pendatang semua jadi kami sulit untuk menyatu , buat para pendatang tolong bantu ksmi kalian adalah bagian dari keluarga lampung ingat lah ada pepatah di mana bumi di pijak di sana lah tempat kalian menjunjung.. untuk masyarakat lampung kita selalu di isukan tukang begal maling tapi tunjukan kalau kita ramah dan pekerja keras ayooo reformasi kebudayaan lampung ... kalau bukan sekarang kapan lagi .. saya sedih melihat lampung seperti sekarang,, pah kham jama2 selamatkon adat LAmpung:)

    BalasHapus
  8. Saya sebagai orang lampung,saya merasa sedih karena sebagian anak anak sekarang tidak bisa berbahasa lampung dan tidak paham akan adat istiadat lampung,mungkin harus digalakan lagi kepada anak anak kita agar mencintai bahasa dan kebudayaankebuda moyang kita supaya tidak punah

    BalasHapus